Jumat, 24 April 2015

BRUNEI DARUSSALAM OVERVIEW 1



“Baldatun Toyyibatun wa robbun Gofuur”
BRUNEI DARUSSALAM

 



PENDAPATAN NEGARA DAN KEMISKINAN


Ukuran kemakmuran sebuah Bangsa dilihat dari pendapatan per-kapita dari Negara tersebut. Untuk mencari pendapatn per-kapita dari sebuah Negara dapat dihitung dari membagi pendapatan nasional dengan jumlah penduduk di suatu Negara. Jika pendapatan Negara tersebut terhitung tinggi, maka Negara tersebut dapat dijuluki Negara makmur, namun jika pendapatan Negara tersebut terhitung rendah, Negara tersebut mungkin masih mendapat julukan Negara Berkembang maupun Negara Miskin. 


·         Pertama, adalah bangsa yang memiliki pendapatan tinggi dan akhlaq yang tinggi sekaligus. Inilah yang menjadi impian setiap bangsa yang diberi istilah “Baldatun Toyyibatun wa robbun Gofuur”.
·         Kedua, bangsa yang memiliki pendapatan rendah, tetapi akhlaq yang tinggi. Bangsa ini dikategorikan bangsa yang miskin tapi bermartabat. Yang dalam bahasa sederhananya, bangsa yang penduduknya sabar dalam kemiskinannya.
·         Ketiga, adalah bangsa yang pendapatannya tinggi, namun akhlaqnya rendah, ini adalah bangsa kaya yang sombong, dimana penduduknya banyak terjangkiti penyakit stress, depresi, dan penyakit-penyakit kejiwaan lainnya.
·         Keempat, bangsa yang pendapatannya rendah dan akhlaqnya rendah. Ini adalah bangsa barbar yang hancur peradabannya. Bangsa ini akan mengalami tingkat kriminalitas yang tinggi. masyarakatnya miskin dan tidak punya etika maupun kebaikan sama sekali.

Sebuah Bangsa yang sudah pantas disebut julukan “Baldatun Toyyibatun wa robbun Gofuur”  yaitu Bangsa yang digolongkan memiliki pendapatan yang tinggi sekaligus akhlaq yang tinggi itulah Negara Brunei Darussalam. Kecil, berpenghasilan tinggi, perekonomian terbuka Brunei ditopang oleh pendapatan dari sektor minyak dan gas, dengan kapita Produk Domestik Bruto (PDB) per lebih dari US $ 40.800 (489.600.000(dlm Rp 12.000,-)) pada tahun 2013. Pada tahun 2012, minyak dan gas menyumbang sekitar 67 % dari PDB Brunei . Investasi asing Brunei luas membentuk, kontribusi namun tidak dilaporkan berapa besar anggaran nasionalnya. Produsen dengan skala kecil dan produksi primer (termasuk pertanian, perikanan dan kehutanan) membentuk sisa perekonomian Brunei. Brunei mengimpor hampir semua produk utama yang diproduksi dan sekitar 80 % dari total kebutuhan pangannya.

Meskipun ketergantungan yang
sangat tinggi pada sumber daya minyak dan gas, sektor ini mempekerjakan hanya tiga persen dari angkatan kerja. Sektor publik adalah majikan terbesar penduduk Brunei yang menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari setengah tenaga kerja.

Brunei memiliki rezim tarif rendah dan tidak ada capital gain atau pajak penghasilan pribadi, meskipun perusahaan swasta membayar pajak perusahaan. Pajak Perusahaan untuk perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas adalah 55
%. Untuk semua perusahaan lain adalah 22 % . Regulasi kebijakan moneter dan perbankan Brunei dikelola oleh Brunei Monetary Authority (AMBD), dibuat pada tahun 2011, dan Brunei Dollar (BND) dipatok dengan Dolar Singapura. Kedua mata uang adalah alat pembayaran yang sah di Brunei dan Singapura.
Dengan melihat besarnya pendapatan per-kapita Negara Brunei mendapat peringkat dua tertinggi se-ASEAN setelah Negara Singapura. Dengan menjalankan sistem ekonomi berbasis syariah, Negara Brunei mendapat kategori Negara Makmur.


Economy - overview
Brunei has a small well-to-do economy that depends on revenue from natural resource extraction but encompasses a mixture of foreign and domestic entrepreneurship, government regulation, welfare measures, and village tradition. Crude oil and natural gas production account for 60% of GDP and more than 90% of exports. Per capita GDP is among the highest in Asia, and substantial income from overseas investment supplements income from domestic production. For Bruneian citizens the government provides for all medical services and free education through the university level. The government of Brunei has been emphasizing through policy and resource investments it strong desire to diversity its economy both within the oil and gas sector and to new sectors.
GDP (purchasing power parity)
$22.25 billion (2013 est.)
$21.93 billion (2012 est.)
$21.73 billion (2011 est.)
note: data are in 2013 US dollars
GDP (official exchange rate)
$16.56 billion (2013 est.)
GDP - real growth rate
1.4% (2013 est.)
0.9% (2012 est.)
3.4% (2011 est.)
GDP - per capita (PPP)
$54,800 (2013 est.)
$54,900 (2012 est.)
$55,200 (2011 est.)
note: data are in 2013 US dollars
GDP - composition, by end use
household consumption: 22.1%
government consumption: 18.2%
investment in fixed capital: 14.6%
investment in inventories: 0%
exports of goods and services: 78.4%
imports of goods and services: -33.3%
(2013 est.)
GDP - composition by sector
agriculture: 0.7%
industry: 70.9%
services: 28.4% (2013 est.)
Population below poverty line
NA%
Labor force
205,800 (2011 est.)
Labor force - by occupation
agriculture: 4.2%
industry: 62.8%
services: 33% (2008 est.)
Unemployment rate
2.6% (2011)
2.7% (2010)
Household income or consumption by percentage share
lowest 10%: NA%
highest 10%: NA%
Budget
revenues: $6.992 billion
expenditures: $5.366 billion (2013 est.)
Taxes and other revenues
42.2% of GDP (2013 est.)
Budget surplus (+) or deficit (-)
9.8% of GDP (2013 est.)
Inflation rate (consumer prices)
1% (2013 est.)
0.5% (2012 est.)
Commercial bank prime lending rate
5.5% (31 December 2013 est.)
5.5% (31 December 2012 est.)
Stock of narrow money
$3.472 billion (31 December 2013 est.)
$3.509 billion (31 December 2012 est.)
Stock of broad money
$11.92 billion (31 December 2013 est.)
$11.41 billion (31 December 2012 est.)
Stock of domestic credit
$2.846 billion (31 December 2013 est.)
$2.351 billion (31 December 2012 est.)
Market value of publicly traded shares
$NA
Agriculture - products
rice, vegetables, fruits; chickens, water buffalo, cattle, goats, eggs
Industries
petroleum, petroleum refining, liquefied natural gas, construction, agriculture, transportation
Industrial production growth rate
1.5% (2013 est.)
Current Account Balance
$3.977 billion (2009 est.)
Exports
$12.75 billion (2011)
$9.88 billion (2010)
Exports - commodities
crude oil, natural gas, garments
Exports - partners
Japan 45.7%, South Korea 15.1%, Australia 9.1%, NZ 6.6%, India 5.8%, Vietnam 4.7% (2012)
Imports
$3.02 billion (2011 est.)
$2.73 billion (2010 est.)
Imports - commodities
iron and steel, motor vehicles, machinery and transport equipment, manufactured goods, food, chemicals
Imports - partners
Singapore 26.3%, China 21.3%, UK 21.3%, Malaysia 11.8% (2012)
Debt - external
$0 (2005)
Exchange rates
Bruneian dollars (BND) per US dollar -
1.23 (2013 est.)
1.2496 (2012 est.)
1.3635 (2010 est.)
1.45 (2009)
Fiscal year
1 April - 31 March

  Kemiskinan



Disamping mempertanyakan mengenai pendapatan per-kapita suatu Negara, untuk mendapat julukan Negara Makmur juga dilihat dari prosentase angka kemiskinan di Negara tersebut. Di Brunei Darussalam sendiri tidak menampik adanya kemiskinan di Negara tersebut, sekalipun Negara Brunei tergolong Negara Makmur. ISU kemiskinan bukan isu baru di Negara Brunei Darussalam. Sebelum merdeka, Negara sudah berhadapan dengan masalah tersebut. Brunei sendiri dizaman pemerintahan Al-marhum Sultan Haji Omar Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien merupakan sebuah negara yang sedang merangkak-rangkak untuk membangun dengan matlamat untuk meningkatkan taraf hidup rakyatnya ketika itu.
Namun, Kemiskinan di negara ini bukanlah pada tahap yang kronik tetapi rakyat masih mampu menikmati kemudahan fasilitas yang disediakan oleh Kerajaan Kebawah DuliYang Maha Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izaddin Waddaulah. Untuk tetap mempertahankan kemudahan yang dapat di nikmati rakyat kerajaan perlu untuk terus mengamalkan dasar “'fiscal sustainability” yaitu mengurus keuangannya secara berhemat supaya mampu dinikmati tidak hanya generasi sekarang, namun juga generasi yang akan datang.
            Melalui beberapa program yang disediakan Mentri Keuangan seperti Skim Perkhidmatan Masyarakat dan Program Perkasa di bawah Jabatan Pembangunan Masyarakat (JAPEM). Pemerintah memberikan bantuan ke atas keperluan rakyat seperti bantuan kebijakan, pendidikan, sarana hidup serta bantuan bencana alam. Begitu juga dalam memantapkan lagi program-program pembasmi kemiskinan yang lain, yang bertujuan antara lainnya untuk mengenal pasti penyebab kemiskinan serta merancang, menyelaras dan melaksanakan program-program secara terpadu untuk membantu golongan miskin.

Mengatasi Kemiskianan Dengan Meningkatan Taraf Pendidikan
Untuk keluar dari jurang kemiskinan, maka perlu diperhatikan kualitas sumber daya manusia nya, sedang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diperlukan dengan meningkatkan taraf pendidikan, karena pendidikan memainkan peranan penting untuk mencapai sebuah kemajuan. Dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh akan memungkinkan seorang individu berhasrat untuk mengubah nasibnya maupun keluarganya dengan memanfaatkan ilmu yang ada.

Kemiskinan Itu Relatif
Seperti apa yang dijelaskan oleh Menteri Kebudayaan Belia dan Sukan dalam Musim Permesyuaratan Kesembilan Majlis Mesyuarat Negara di Dewan Majlis, kemiskinan yang terdapat di negara Brunei diistilahkan sebagai Kemiskinan relative dan bukan Absolute Poverty. Yang artinya kemiskinan di Negara ini tidak seburuk di Negara-negara lain. Dalam suatu kajian pendapatan untuk 10/100 isi rumah ang masuk kategori miskin memiliki pendapatan sebesar BND994 (USD598.8) sebulan. Rata-rata perbelanjaan isi rumah ialah BND 975 (USD587.3) sebulan atau BND33 (USD19.6) sehari.
Kemiskinan relatif lebih kepada jurang perbedaan dalam taraf kehidupan yang dialami seperti perbedaan dalam hal pendidikan, aktivitas ekonomi dan juga kesehatan. Kemiskinan yang ada di negara ini merujuk pada kemiskinan karena tidak ada sumber pendapatan yaitu bisa jadi dikarenakan menganggur atau tidak ada keahlian khusus seseorang individu itu untuk berdikari dengan kelebihan yang ada atau karena mempunyai masalah kekurangan fisik dan penyakit-penyakit tertentu.
Di Negara Brunei Darussalam, walaupun jumlah kelompok miskin secara relatif adalah kecil, ia tidak akan dibiarkan begitu saja. Tahap kemiskinan seperti ini dapat diperbaiki atau dibendung jika diberi peluang tertentu seperti tawaran pekerjaan. Dan yang penting semangat untuk memperbaiki taraf hidup perlu ada dalam diri individu.
Semua ini dapat dilihat apabila rakyat serta penduduk di negara Brunei masih berpeluang untuk mendapat pendidikan, pelayanan kesehatan yang sempurna, perumahan, air dan listrik. Selama semua  keperluan ini masih dapat dinikmati oleh rakyat dan penduduk yang dikategorikan dalam tahap miskin di negara ini.






Share:

Related Posts:

0 comment:

Posting Komentar