PETA PEREKONOMIAN NEGARA BRUNEI
DARUSSALAM
A.
KEADAAN GEOGRAFIS BRUNEI DARUSSALAM
Luas wilayah: 5,765 kilometer persegi.
Brunei Darussalam terletak di kawasan Asia Tenggara di
pantai Barat Laut Kalimantan bagian Utara, antara 114’05” dan 115’22” Bujur Timur
serta 4’02” serta 5’03” Lintang Utara, berada 443 kilometer di sebelah utara
Equator atau garis khatulistiwa. Panjang pesisir pantai membentang sepanjang
130 kilometer berhadapan langsung dengan Laut China Selatan.
Wilayah daratan Brunei terpisah menjadi dua bagian, dimana satu bagian di
Barat, yang terdiri dari daerah Brunei-Muara, Tutong dan Belait, dan satu
bagian lagi di Timur, yang terdiri dari Temburong, yang dipisahkan oleh
perairan Teluk Brunei dan wilayah Limbang yang masuk kedalam Negara Bagian
Sarawak, Malaysia.
Batas-batas wilayah: Laut China Selatan di Utara, Negara Bagian Sarawak,
Malaysia, yang berbatasan langsung dengan seluruh wilayah darat Brunei.
Topografi daratan Brunei umumnya terdiri dari bukit-bukit rendah,
hutan-hutan payau/rawa dan lembah-lembah.
Dengan lahan seluas 5.765 kilometer persegi, berbatasan dengan Sarawak umum, negara Malaysia timur, yang membagi Brunei Darussalam menjadi dua; bagian timur adalah Kabupaten Temburong sementara bagian barat terdiri dari distrik Brunei-Muara, Tutong dan Belait.
570-sq-km Brunei-Muara, di mana ibukota Bandar Seri Begawan terletak, adalah yang terkecil tetapi yang paling penting dan terpadat di empat kabupaten.
Tutong, terbesar ketiga, adalah rumah bagi kelompok pribumi seperti Tutong, Suku Kedayan, Dusun dan Iban.Belait, pusat industri minyak dan gas, sekitar 100 km dari ibukota.
Dataran rendah perbukitan, dataran berawa dan lembah aluvial mendominasi kabupaten Brunei-Muara, Tutong dan Belait di bagian barat yang lebih besar dari Kesultanan.
Daerah pegunungan berlimpah di distrik timur Temburong, yang memiliki lahan seluas 1.288 km persegi.
GDP: US$4.5 billion
Population: Approx. 350,000
GDP per capita: US$14,240
Annual Growth: 5%
Inflation: 2%
Major Industries: Oil and gas
Major Trading Partners: Asean, Japan, Taiwan, and South Korea
Population: Approx. 350,000
GDP per capita: US$14,240
Annual Growth: 5%
Inflation: 2%
Major Industries: Oil and gas
Major Trading Partners: Asean, Japan, Taiwan, and South Korea
Facts For The Traveller Visas:
Citizens of 14 countries (including Belgium, Canada, the Netherlands and
Sweden) can stay 14 days without a visa; British, Malaysian, German and
Singaporean citizens can stay 30 days without a visa. US citizens can stay up
to 90 days without a visa.
Health risks: Dengue fever
Time Zone: GMT/UTC +8
Dialling Code: 673
Electricity: 220-240V, 50Hz
Weights & measures: Metric
Time Zone: GMT/UTC +8
Dialling Code: 673
Electricity: 220-240V, 50Hz
Weights & measures: Metric
B.
MATA PENCAHARIAN
Kesultanan
Islam yang memiliki wilayah kecil ini, kaya akan minyak yang tersebar di pantai barat laut Kalimantan yang dikenal terutama karena kekayaan luar
biasa nya Sultan, bebas pajak, masyarakat yang disubsidi, dan fakta bahwa
(statistik) penduduknya menikmati salah satu pendapatan per kapita tertinggi di dunia.Pendidikan dan biaya obat
gratis , beras
bersubsidi, biaya air dan
listrik yang rendah ,
tarif mobil rendah, tidak ada pajak penghasilan dan tidak ada PPN adalah
beberapa hal yang membuat hidup jadi lebih mudah
di Brunei.
Brunei telah mengalami perubahan
struktural yang cepat dalam periode pasca perang dari masyarakat agraris ke
masyarakat sektor jasa ( Franz, 1990:129-31). Pada tahun 1947 lebih dari 50 % dari penduduk bekerja di sektor primer, pada
tahun 1971, angka tersebut menurun menjadi 10 %. Pada
saat yang sama, sektor jasa tersier tumbuh dari sekitar 30 % menjadi lebih dari
50 %, sedangkan sektor sekunder tetap pada tingkat yang sama. Bahkan,
pertumbuhan sektor sekunder dari awal tahun 1970 dan seterusnya adalah
disebabkan ekspansi dalam
kegiatan konstruksi dan ini tidak memberikan
sumbangan penting terhadap industrialsiasi (Franz, 1990:209). Dengan demikian perekonomian Brunei hampir seluruhnya
didasarkan pada minyak dan sumber daya gas alam yang mencapai 95 % dari
total ekspor dan 49 % dari produk domestik bruto (PDB). Selain itu GDP mencapai B $ 10,142 pada tahun 1965 namun terus tumbuh hingga B $ 77.364
pada tahun 1980, sebuah hasil yang membuatnya tertinggi di dunia untuk tahun
itu karena harga minyak sangat tinggi (Irwandy, 2000 : 1). Namun, Brunei terpengaruh oleh harga pasar yang rendah
di dunia dan mencapai harga US $ 10 per barel pada awal tahun 1999 tapi sekali
lagi bangkit kembali untuk harga saat ini ketika harga mencapai US $ 29. Dengan demikian, volatilitas sumber daya minyak sangat jelas
dan ada kebutuhan untuk melakukan sesuatu tentang hal itu untuk sebuah negara
yang sepenuhnya tergantung padanya.
C.
SUMBER DAYA MANUSIA
Populasi: 411,000
(data dari Jabatan Perancangan dan Kemajuan Ekonomi/JPKE pada Kantor Perdana
Menteri, berdasarkan hasil Sensus Penduduk bulan Juni 2011).
Di
Brunei, tiap warganegara yang mengenyam pendidikan dasar hingga pendidikan
tinggi tidak pernah dipungut biaya, akan tetapi justru diberikan uang saku dan
uang transport oleh negara. Negara tiap bulan memberikan uang transport 45
dolar Brunei (atau populer disebut ringgit; kurs rupiah terhadap ringgit Brunei
kira-kira 1 ringgit = Rp 10.000) bagi siswa menengah, sementara mahasiswa
memperoleh 400 ringgit. Mahasiswa yang studi di luar negeri, misalnya di
Inggris, memperoleh uang transport tiap bulan 1.000 poundsterling. Yang kuliah
di kawasan ASEAN memperoleh uang transport 1.200 ringgit per bulan. Rakyat
Brunei yang sakit dan dirawat di rumah sakit dibebaskan dari biaya kesehatan.
Jika menurut pendapat rumah sakit harus dirujuk ke rumah sakit asing, maka
negara menanggung seluruh pembiayaan itu. Negara masih menjamin pembiayaan satu
orang pendamping pasien mulai dari biaya perjalanan, penginapan, biaya
pengobatan, hingga biaya makan dan minum.
Setiap
keluarga di Brunei memiliki kendaraan roda empat. Negara menanggung subsidi BBM
hingga 90 persen. Di Negara Brunei begitu memanjakan rakyatnya yang berjumlah 411.000
jiwa tersebut. Sebagai negara yang baru memperoleh kemerdekaan pada 1 Januari 1984
dan kaya akan minyak, Brunei menjadi contoh menarik untuk praksis pemerintahan
yang mensejahterakan rakyatnya. Karena, banyak negara yang kaya akan sumber
alam, termasuk minyak, justru ekonomi dan kehidupan rakyatnya berada dalam
kondisi terpuruk.
D.
INVERSTASI
Satu-satunya investasi asing yang telah dicapai hingga saat ini adalah
penyulingan metanol sebagian dibiayai oleh Jepang Mitsubishi Gas Chemical
Company. China juga hadir di sektor hidrokarbon dan proyek investasi skala
besar sedang dipelajari pada akhir 2013. Pemerintah telah membuat upaya untuk
diversifikasi ekonomi dan mengubah Brunei menjadi pusat perbankan serta pusat
keuangan internasional lepas pantai.
Pemerintah juga menyediakan sejumlah insentif pajak untuk
merangsang investasi sektor swasta. Insentif investasi mencakup pembebasan
pajak korporasi sebesar 30 persen, pembebasan pajak atas bea
impor pada pabrik, mesin, dan peralatan; pembebasan pajak atas bahan baku impor
tidak tersedia atau diproduksi di Brunei yang ditujukan untuk produksi
perintis.
Country
Comparison For the Protection of Investors
Brunei
Darussalam
|
East
Asia & Pacific
|
United
States
|
Germany
|
|
Index
of Transaction Transparency*
|
4.0
|
5.0
|
7.0
|
5.0
|
Index
of Manager’s Responsibility**
|
2.0
|
5.0
|
9.0
|
5.0
|
Index
of Shareholders’ Power***
|
8.0
|
6.0
|
9.0
|
5.0
|
Index
of Investor Protection****
|
4.7
|
5.4
|
8.3
|
5.0
|
Referensi from :
· https://www.academia.edu/8745491/Makalah_Strategi_dan_Perencanaan_Pembangunan_Ekonomi_
·
http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/10/14/brunei-dan-kebijakan-diversifikasi-ekonomi-600527.html