Senin, 08 Juni 2015

Perkembangan Perekonomian Negri Taj'Mahal 2


9. Investasi dan Penanaman Modal

Pada konteks investasi dan finansial, membaiknya arus dana ke Negara berkembang sejalan dengan pemulihan perekonomian dunia pasca terjadinya krisis finansial global, akan berpotensi berperan sebagai dukungan kapital terhadap Negara-negara berkembang tersebut. Dukungan tersebut dapat berupa investasi secara langsung maupun melalui kredit perbankan. Produksi barang-barang akan meningkat. 
Kondisi geografi India yang tunggal dan besar,  dengan topografi yang berbeda, telah membuatnya menjadi salah satu tujuan paling menarik untuk Investasi Asing Langsung di dunia. Hal ini telah menjadi sumber daya sejagat untuk berbagai manufaktur dan industri jasa.

Dengan luas lahan terbesar, India merupakan salah satu produsen makanan terbesar di dunia. India adalah produsen terbesar susu, tebu dan teh serta produsen terbesar beras, buah dan sayuran.

India adalah hotspot berbagai organisasi yang tertarik untuk melakukan kegiatan Alih daya R dan D, pekerjaan pengembangan perangkat lunak, pusat kontak pelanggan atau teknologi Informasi proses bisnis.
Sektor puncak menarik investasi asing tertinggi masuk ke India adalah: peralatan listrik, sektor jasa (keuangan dan nir keuangan), telekomunikasi, industri Transportasi, bahan bakar, bahan kimia, kegiatan konstruksi, obatan dan farmasi, pengolahan makanan, semen dan gipsum produk.Potensi investasi besar ada di sektor proses Pengetahuan Alih daya mendatang dan industri milik tetap.
Dengan demikian, India merupakan salah satu dari beberapa pasar di dunia yang menawarkan perkiraan tinggi untuk pertumbuhan dan potensi penghasilan di hampir semua bidang usaha, khususnya di bidang pariwisata, teknologi Informasi dan sektor pertanian.
New Delhi, Mumbai, Bangalore, Gujarat, Andhra Pradesh dan Chennai adalah empat spot pertama yang diakui sebagai tujuan untuk Investasi Asing Langsung pemasukan. Maharashtra dan Ibu kota Nasional wilayah perhitungan lebih dari 50 persen dari Investasi asing langsung pemasukan negara itu pada paruh pertama tahun 2010-11.

Investasi sendiri di dalam perekonomian memiliki peran yang sangat penting di dalam menentukan besar-kecilnya pendapatan nasional, yakni dengan proses angka pengganda investasinya. Dengan kata lain, perubahan sedikit saja dalam investasi, akan menyebabkan perubahan pendapatan nasional dengan prosentase/ jumlah yang jauh lebih besar. Untuk mendapatkan gambaran, akan digunakan ilustrasi sebagai berikut:

Suatu saat perekonomian India memiliki pendapatan nasional senilai 100 milyar, dan digunakan untuk konsumsi masyarakat sebesar 95 milyar, besarnya investasi masyarakat senilai 40 milyar. Pada periode kedua pendapatan nasional mengalami kenaikan 120, dan konsumsi masyarakat juga naik menjadi 110 milyar, dan besarnya investasi sebesar 80 milyar.
Dari data diatas dapat ditemukan fungsi konsumsi masyarakat yakni:

C=a+cY, dimana :
C= besarnya konsumsi masyarakat pada periode tertentu
 a = autonomous consume, yakni besarnya pendapatan/uang yang tetap harus dimiliki untuk bisa bertahan hidup, meskipun pendapatan nasionalnya nol
c = marginal propensity to consume, yakni kecenderungan berkonsumsi masyarakat, jika memiliki pendapatan tertentu
Y = pendapatan nasional pada periode tertentu
c = (110-95) / (120-100) = 15 / 20 = 0,75

C = a + 0,75Y, selanjutnya untuk mendapatkan nilai a, maka kita masukkan nilai C dan Y dengan nilai pada periode tertentu

95 = a + 0,75 (100)            95 = a + 75         a = 95-75 = 20
        Jadi persamaanya :

C= 20 + 0,75 Y

            Sedangkan pendapatan nasional keseimbangannya pada periode pertama dicari dengan menggunakan formula :

            Ye = a + I/(1-c)              Ye = 20 + 40 / (1 – 0,75 )
           
            Ye = 60 / 0,25 = 240

Angka penggada investasi (k) dicari dengan formulasi k = 1/ (1-c), sehingga nilai angka penggandanya adalah k = 1 / (1 – 0,75 ) = 4
           
Dengan menggunakan  angka pengganda tersebut kita dapat mengetahui perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang disebabkan karena kenaikan tingkat investasi, yaitu :

Ye periode kedua = Ye1 + perubahan Y = Ye1 + k x perubahan investasi, sehingga nilainya adalah 240 + 4 x (80 - 40 ) = 240 + 160 = 400

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan, bahwa dengan menggunakan konsep angka pengganda investasi, maka perubahan investasi yang hanya 40 milyar ( dari 40 menjadi 80 milyar ), dapat meningkatkan pendapatan nasional keseimbangan dengan jumlah yang jauh lebih besar, yakni senilai 400 milyar (naik sebesar 160 milyar).

Investasi Asing Langsung di India
India memiliki arena  untuk Investasi asing yang disebut Kelembagaan Investasi Asing dan Investasi Asing Langsung. Sementara ukuran potensi pertumbuhan membuat India sebagai pasar yang menarik, alasan yang paling kuat bagi penanam modal di India adalah bahwa ia menyediakan  (ROI). India adalah negara demokrasi pasar bebas, kerangka dan hukum peraturan yang memberikan penghargaan perusahaan dan resiko kewirausahaan.

Investasi Asing diterima hamper di semua daerah, kecuali yang menjadi perhatian strategis (misalnya, pertahanan dan atom Energi) Dan Investasi Asing Langsung umumnya 100% di bawah rute otomatis diperbolehkan. Dalam perubahan iklim Investasi , India menawarkan peluang bisnis menarik dan di hampir setiap sektor perikanan dari Ekonomi.

Pemerintah baru saja memiliki sebuah kelulusan spesial Ekonomi Daerah (SEZ) Bill. SEZ adalah diperlakukan sebagai wilayah asing yang dianggap dengan no import atau ekspor tarips dan luas periode untuk waiver dari income pajak. Fourteen SEZ  telah mendirikan banyak di  pipeline. Perundang-undangan pada hak kekayaan intelektual (IPR)  telah diadopsi oleh Negara parlemen.
Semua undang-undang  HKI adalah TRIPS (Perdagangan terkait aspek dari hak kekayaan intelektual) Artikel Baru compliant suatu Tribunal Banding  kekayaan intelektual berfungsi penuh. Dalam rangka mendorong aliran Investasi ke negara itu, Pemerintah India telah mendirikan lembaga fasilitasi beberapa investasi, yang meliputi:
-  Investasi Asing Promosi Board
- Investasi Asing Implementation Kewenangan
- Investasi Komisi
- Sekretariat Industriil Assistance
- India Brand Equity Pondasi

Investasi Asing Langsung sektor strategis di India
Hari ini, otomotif tersebut Industri India telah membuat tanda di seluruh dunia, membuat India  menjadi Negara produsen terbesar kedua didunia kendaraan roda dua, produsen terbesar kelima kendaraan komersial dan mobil penumpang terbesar keempat di pasar Asia. Juga memproduksi jumlah terbesar dari traktor di dunia.
Obat dan Industri Farmasi menempati tempat yang penting dalam Ekonomi India. Hal ini telah membuat kemajuan luar biasa dalam hal pengembangan Infrastruktur, teknologi dasar penciptaan dan produksi. Saat ini, Industri adalah manufaktur yang praktis seluruh rentang bahasa dari produk terapi. Hal ini juga mampu menghasilkan bahan baku untuk pembuatan sejumlah besar obat massal dari tahap dasar serta mesin farmasi dan peralatan. Industri di India telah mencapai pengakuan Sejagat sebagai produsen biaya rendah dari formulasi massal berkualitas dan obat.
Teknologi Informasi India dan Industri diperkirakan akan tumbuh menjadi $ 148.000.000.000 pada tahun 2012. Selama P.A. 25% CAGR diharapkan selama tujuh tahun ke depan. India bertujuan untuk mencapai pangsa 50% di off-shored Sejagat yang Alih daya proses bisnis (BPO) Teknologi informasi (TI).

Daftar Referensi :
·        
 
Opini-Opini


India permudah investasi asing
  • 17 Juli 2013

India mengeluarkan kebijakan baru yang memudahkan bagi investasi asing di sejumlah industri guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi kemerosotan nilai tukar mata uang.

Kebijakan baru ini dicapai dalam sebuah pertemuan antara para menteri senior dan Perdana Menteri Manmohan Singh, Selasa dini hari.
Dalam kebijakan baru ini, pihak asing diijinkan untuk memiliki 100% usaha yang bergerak di industri telekomunikasi, naik dari sebelumnya yang mencapai 74%.
Dengan kebijakan ini perusahaan seperti Vodafone dari Inggris dan Telenor ASA dari Norwegia bisa beroperasi di India tanpa harus bermitra dengan perusahaan India.
''Kami mengharapkan lebih banyak investasi asing langsung mengalir dengan keputusan ini,'' kata Menteri Perdagangan Anand Sharma dalam keterangan pers.

Protes toko kecil

Para pengamat menilai, menarik investor adalah penting untuk menyokong ekonomi India yang mengalami pelambatan dalam satu dekade terakhir.
Nilai tukar rupee India juga anjlok menyentuh rekor terendah dalam sepekan terakhir dengan nilai 61,21 atas dolar AS.
Bagaimanapun kebijakan ini masih harus mendapatkan persetujuan dari kabinet penuh.
Kemudahan bagi asing ini bukanlah yang pertama, pada September tahun lalu, pemerintah India juga mengumumkan pembukaan sektor ritel besar untuk supermarket asing, yang memicu aksi protes dari para pemilik toko kecil yang merasa terancam.

 

Indian economy growth sectors and significant opportunities

http://internationalbanker.com
Revising the earlier forecast, Crisil has recently reported that India’s GDP will grow at the rate of 6 per cent during the financial year 2014-15, a rate considerably higher than the figure of 4.8 per cent estimated for the current fiscal. The reasons for the revised estimates, given by the agency include:
  • visible signs of  acceleration of  the economic reform process
  • faster than anticipated clearance of major projects
  • removal of bottlenecks in  the mining sector
  • recovery in export demand, led by a growth in global economy
This forecast is strongly supported by an optimistic global outlook. Analysts expect US GDP to grow at 2.8 per cent in the current year, compared to the figure of 1.7 per cent for 2013. The European economy is also expected to expand modestly, for the first time, after two recession hit years. For the next financial year, Indian Government’s efforts to clean up the local policy logjams are likely to pay dividends. Since the mining ban on iron ore has been lifted in the southern states of Karnataka and Goa, supply-side bottlenecks for industries will be resolved to a great extent and integration of southern states into the power grid can help improve power availability for a consistent growth in industrial production. Higher industrial output can further accelerate the key services sectors such as banking and transport.
The World Bank, on the other hand, projects a growth rate of 5.4 per cent in 2014-15 and 6.4% for 2015-16. An OECD study 2012 “Economic Outlook” projects a growth rate of 7.2% for 2012-2017 period and 6.5% for 2018-2028 period. While the Indian Government hopes to put the country back to high growth trajectory of 8%, within two years, we need to look at the considerable political risks, on account of the elections due within four months. Even though the major contenders for power remain committed to an ongoing process of economic reforms, the possibility of a third group of parties forming a government cannot be completely ruled out at this stage. A third group supported by leftist parties may create roadblocks for the ongoing liberalization process.
India had registered a growth rate of 7.6% for almost a decade between 2001-02 and 2009-10 largely due to steady value of rupee (1USD = 45 Indian rupee) and steady growth of the service sector, apart from many other favorable factors. During this period certain states, with investor friendly policies, grew much faster than others. Western and southern states had an accelerated rate of growth. While Gujarat registered a growth rate of 10.2%, Maharashtra and Haryana grew around 9.0%. In 2007, Goldman Sachs had predicted that Indian economy would quadruple by 2020, which is indicative of a growth rate of more than 11%. This estimate now needs to be corrected by considering the impact of global recession between 2008 and 2013. However the country has potential to enter a high growth trajectory of 8 to 9% within three years from now, provided, the right policy framework is in place.
The economy suffered a setback with a low growth rate of 5 per cent during 2011-12, owing mainly due to global recession compounded by domestic factors, such as a delay in the clearance of projects, inflation and high interest rates. Expected growth rate during the current fiscal is estimated to be around 4.8 percent. However, many investors continue to be bullish on the Indian economy on a long term basis.  It continues to be one of the fastest growing economies, next only to the Chinese economy, on a long term outlook. It is the ninth largest economy in the world. It is also one of the globally preferred destinations of the international investors, as per the findings of a survey conducted by the consulting firm EY (formerly called Ernst & Young). The advantages are: the abundant availability of skilled labor force as well as the support of a healthy domestic market demand.
The survey conducted by EY indicates that Indian sectors such as information technology, telecom, communication media and infrastructure along with other industry sectors continue to be preferred by foreign investors.
In July 2013 the Indian Government approved an increase in Foreign Direct Investment limits in 12 of the 20 crucial sectors, which includes aviation and defense for the first time. For the fast growing telecom sector the FDI limit has been raised to 100%. For the multibrand retail, FDI limits have been raised to 51% under certain conditions (subject also to approval of respective states). Simplification of approval procedures has been undertaken for gas refineries, stock exchanges, power trade, and commodity exchanges bringing them under an automatic approval route.
Some promising sectors of the Indian economy with high growth potential are discussed below:

1. Engineering
The engineering sector has remained a high potential business, which has played a crucial role in boosting the economy and supporting the growth of other key sectors of the economy. It contributes almost 8 percent to the annual GDP. India is the largest exporter of machinery and other engineering products in the third world countries. India competes successfully in the global capital goods market, catering to the needs of steel plants, power plants, cement, petrochemical units as well as mining. It also exports farm equipment, such as tractors and harvesters, construction machinery, passenger cars, electrics, electronics and pollution control equipment.

2. Transportation
The transportation industry is an evergreen sector in India, with very large potential for growth. This sector comprises roadways, ports, super highways, rail as well as aviation. It is a high growth sector contributing to 8.5% of GDP. This sector has unique opportunities of foreign investments in highway construction and management but is also bogged down by issues of land acquisition and environmental clearances.  Aviation too has good potential under new FDI norms. Railways are yet to open up for private investment, but will offer tremendous opportunities as and when it gets restrictions are lifted.

3. InfoTech Industry
India’s strength in the Information technology sector is based on the development of sophisticated knowledge base and competence of specially trained professionals. The industry constitutes the export driven IT services sector and business process outsourcing. The IT and ITES companies contribute substantially to Indian GDP growth. It has been the prime mover of the services sector in India, which in turn contributes to the extent of almost 60% of the GDP. The city of Bangalore (now called Bengaluru) is the IT capital of India. The industry accounts for almost 25% of the total exports from India. It has grown at an exponential velocity and has led to accelerated development of metropolitan cities spurring the growth of other sectors. This has continued to be the most preferred sector of global investors. This sector will be the immediate beneficiary of the current global recovery.
Today an increasing number of equity diversified mutual funds are seen favoring technology companies and telecom firms, among the sensitivity index stocks, as the IT sector benefits from a rupee stabilized at a lower level and there is an increasing demand for IT services from US and the other developed economies.

4. Banking and Insurance
The banking sector in India has witnessed a vast growth, supported by sizeable investments in IT and diversification of innovative service offerings. The banking sector index has increased at a compounded rate of over 10-12 percent per annum since the year 2001. Mutual funds of this sector have given a return of 9 to 12% over last 3 years. As and when public sector banks are privatized the value discovery process could result in gains for investors.
India’s life insurance business ranks fifth among the largest global markets. The sector has been growing at rates exceeding 20%. The nonlife insurance Industry has grown at rate of 15%. The insurance sector opened up to private investors in last few years and the market is getting competitive with the entry of global players. Overall this strengthens the risk management capability of the economy.

5. Real estate
With ever growing demand for housing and commercial space, Indian real estate has emerged as one of the fastest growing sectors of the emerging markets. It has attracted significant participation of foreign investors. Real estate has been contributing as much as 13% of the country’s GDP. Rapid corporatization has helped it to attract funds from the capital market. Rapid urbanization has helped the sector to grow.

6 Retailing business
From the present market size of US$ 500 billion, the Indian retailing trade is expected to reach US$ 1.3 trillion by the end of 2020, as per the report of Ministry of food and consumer affairs in India. The opportunity has attracted significant investments from global players. India’s rapidly growing urbanization has contributed to the growth of the organized retailing in the country. The retail industry is the backbone of growth of the economy with over 20% contribution towards the national GDP. The Indian retail sector is ranked among the top five global retail markets.
Non conventional sectors like Education and Training, Entertainment and media, as well as Telecom and Pharma sectors also have very good growth potential.

Perekonomian India menyusul China

Oleh Fitri Nur Arifenie -


NEW DELHI. India mengubah metode untuk mengukur perekonomian. Alhasil, proyeksi pertumbuhan ekonomi India untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2014 dikoreksi dari sebelumnya 4,7% menjadi 6,9%. Dengan begitu, India menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua dunia setelah China.
Selain merevisi pertumbuhan ekonomi, produk domestik bruto (PDB) India juga berubah dari sebelumnya INR 113,6 triliun menjadi INR 113,5 triliun. Sebelumnya, metode perhitungan pertumbuhan ekonomi India menggunakan faktor biaya 2004-2005.
Kini, Pemerintah India menghitung pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga pasar tahun 2011-2012. "Tingkat revisi ke atas sangat tajam. Jadi semua perkiraan masa depan pertumbuhan, defisit fiskal dan indikator lainnya harus kembali dikalibrasi," ujar Sujan Hajra, ekonom di Anand Rathi Financial Services Ltd seperti dikutip Bloomberg.
Perubahan angka tersebut disebabkan database yang mencakup lebih banyak perusahaan. Selain itu juga perluasan data pajak ikut menyumbang kenaikan pertumbuhan ekonomi. Faktor lainnya adalah data dari pialang saham, bursa, reksadana, dana pensiun dan regulator pasar.
Ambil contoh, di sektor perdagangan, hotel dan restoran yang sebelumnya dihitung hanya tumbuh 1%, kini melonjak hingga 13%. Begitupun juga dengan ekspansi di sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan melambat menjadi 7,3% dari 12,9%.
Dikutip dari Reuters, Pemerintah India memprediksi, perubahan akan membantu menurunkan defisit fiskal India. Hal ini memudahkan Perdana Menteri India, Narendra Modi memangkas kesenjangan defisit ke level terendah dalam tujuh tahun terakhir yakni 4,1%.
Metodologi baru yang digunakan India lebih sesuai dengan standar global dengan mengukur ekonomi menggunakan harga pasar. "Ini akan membantu mengurangi distorsi pasar dan memberikan representasi yang lebih baik untuk sektor manufaktur," ujar Sournya Kanti Ghosh, penasihat ekonomi utama di State Bank of India.
Kebijakan moneter Selain mengubah metode perhitungan pertumbuhan ekonomi, India juga harus menjaga disiplin fiskal. Gubernur Bank Sentral India, Raghuram Rajan mempertimbangkan memakai jasa lembaga independen untuk memeriksa anggaran tahunan dalam rangka mengontrol defisit anggaran. "Kehati-hatian fiskal ini sangat penting," ujar Rajan.
Bank Sentral India sendiri telah mengambil langkah moneter dengan mengurangi cadangan di bank umum supaya dana yang mengalir ke pinjaman lebih banyak ketimbang memarkir uang di obligasi pemerintah. Kebijakan tersebut bertujuan mendorong perusahaan dan individu untuk meminjam dan berinvestasi.
Kata Rajan, bank sentral berniat memangkas suku bunga acuan setelah melakukan pemotongan 0,25% pada pertengahan Januari lalu. "Sampai kami mendapatkan lebih banyak data, saya pikir kami jeda dulu," ujar Rajan.
Harga minyak yang lebih rendah, jelas Rajan, membantu India mengurangi ancaman inflasi. Bank Sentral India akan melihat data-data ekonomi seperti inflasi dan usulan anggaran tahunan pemerintah sebelum menurunkan suku bunga. "Biarkan kebijakan moneter mengikuti arusnya," ujar Rajan dikutip dari The New York Times.
Salah satu yang menjadi keluhan Rajan adalah walau Bank Sentral India telah menurunkan suku bunga acuan, namun bank-bank komersial terlambat menurunkan suku bunga kredit. Beberapa bank tetap mempertahankan suku bunga dalam tiga minggu terakhir.
Bank-bank komersial menggunakan selisih dari bunga yang dikutip dari peminjam dengan pembayaran kepada deposan untuk menggemukkan margin keuntungan. Pasalnya, bank-bank komersial harus menggenjot pendapatan untuk mengimbangi jumlah kredit macet.
Namun, dengan persaingan yang semakin ketat, Rajan optimistis, bank-bank komersial pada akhirnya akan menurunkan suku bunga demi menggaet nasabah.

Editor: Yudho Winarto

Share:

0 comment:

Posting Komentar