INDONESIAN’S
INFRASTUCTURE, BUSINESS, AND DEVOLEPMENT

Berita
yang saya baca pada detik.com mengenai AIIB (Asian Infrastructure Investment
Bank) adalah berita yang sangat menginspirasi saya dalam penulisan artikel ini.
Dengan konsep mengenai pengembangan Negara melalui pembangunan merupakan ide
yang sangat luar biasa, apalagi dengan menjalin kerja sama antar Negara ini
merupakan saatnya Indonesia menunjukan potensinya pula. Namun, yang tetap tidak
boleh terlupakan dalam hal ini, yaitu dengan mengutamakan kepentingan alam yang
tidak boleh rusak akibat dari pembangunan infrastuktur itu sendiri. Sebelum membahas
lebih lanjut, berikut berita yang saya kutip,
Jakarta -Pemerintah memutuskan bahwa Indonesia akan bergabung dalam
Bank Infrastruktur Asia atau Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).
Lembaga ini akan menjadi alternatif sumber pinjaman untuk pembangunan
infrastruktur.
"Indonesia akan ikut. Menteri Keuangan akan berangkat ke Tiongkok mewakili presiden awal bulan depan," ungkap Sofyan Djalil, Menko Perekonomian, di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
Bergabung ke AIIB, lanjut Sofyan, memiliki keuntungan tersendiri. Indonesia akan memiliki alternatif sumber pembiayaan infrastruktur melalui pinjaman.
"Jadi tidak cuma Bank Dunia, ADB (Asian Development Bank), dan sebagainya. Kita akan punya sumber pendanaan infrastruktur di luar yang sudah ada," tutur Sofyan.
Mengutip Reuters, modal awal
pendirian AIIB mencapai US$ 50 miliar atau lebih dari Rp 600 triliun. Sekitar
separuh kebutuhan itu akan disediakan oleh Tiongkok dan sisanya patungan
negara-negara lain.
"Indonesia sendiri belum menentukan berapa akan menyetor modal. Kita akan melihat dulu porsi perhitungan semua negara," kata Sofyan.
Soal potensi dana yang bisa didapatkan Indonesia dari AIIB, Sofyan juga belum bisa memberikan jawaban pasti. Menurutnya, dana yang bisa dipinjam Indonesia tergantung dari sejumlah faktor.
"Tidak mungkin semua (100% setoran modal). Tergantung infrastruktur yang akan kita bangun, proses pembangunannya seperti apa, dan sebagainya," sebut Sofyan.
Pendirian AIIB merupakan inisiatif Tiongkok. Pembentukan bank ini sempat dipandang sebagai perlawanan terhadap dominasi sumber-sumber pembiayaan dari barat dan ADB.

Dengan adanya AIIB, akan menunjang
kelancaran Negara dalam pembangunan infrastruktur, karena kemudahan mendapatkan
biaya dalam pembangunan tersebut. Dan dengan ini pun akan semakin terbukanya
peluang bisnis dalam pembangunan infrastruktur itu sendiri. Dengan semakin
baiknya infrastruktur suatu Negara artinya semakin baik pula perekonomian Negara.
Dan hubungannya dengan bisnispun, akan semakin banyak investor yang
berdatangan. Begitu pula suatu bisnis juga akan terjadi penghambatan dalam
perkembangannya karena infrastrukturnya tidak memadai. Contoh kasus PT Telkom.
Bisnis.com, BALIKPAPAN—Kondisi
geografis di Kalimantan menjadi kendala utama dalam pembangunan infrastruktur
yang dilakukan oleh PT Telkom untuk membangun jaringan telekomunikasi di
seluruh pelosok pulau guna mencapai target Indonesia negara broadband.
Direktur Keuangan PT Telkom Honesty Basyir
mengatakan sesuai dengan program pemerintah yang baru, Telkom berencana melakukan
modernisasi jaringan di seluruh Indonesia dan ekspansi jaringan ke luar negeri.
Honesty mengakui dalam program modernisasi
jaringan, permasalahan infrastruktur merupakan topik utama yang disorot oleh
manajemen Telkom. Sebab untuk mencapai target modernisasi yang diinginkan,
dibutuhkan infrastruktur yang memadai pula.
“Masalah kita kan di infrastruktur, apalagi di
Kalimantan, ya. Kondisi geografis jadi masalah besar. Propinsinya kan
menggeliat pembangunannya,” tuturnya kepada wartawan, Rabu (8/10/2014).
Menurutnya, provinsi yang ada di Kalimantan kini
sedang berkembang sehingga pesatnya pembangunan dalam kota yang juga berjalan
di tiap propinsi rupanya seringkali membuat Telkom kesulitan membangun
infrastrukturnya sendiri.
TEMPO.CO, Raja Ampat-Menteri
Kelautan dan Perikanan Syarif Tjitjip Soetardjo mengatakan penyelenggaraan Sail
Raja Ampat 2014 bertujuan agar ada perbaikan dan penambahan infrastruktur di
gugusan pulau di ujung barat Papua itu. "Penambahan infrastruktur akan
menunjang wisata di sana nantinya," kata Tjitjip di Kabupaten Raja Ampat,
Papua Barat, Jumat, 22 Agustus 2014. (Baca : Peserta Sail Raja Ampat Tewas di
NTT)
Menurut dia, kemajuan wisata di sebuah daerah
berkaitan dengan kesiapan infrastruktur yang dimiliki daerah itu. Oleh sebab
itu, Tjitjip berharap Sail Raja Ampat bisa menjadi jembatan bagi sejumlah
kementerian, yang terlibat dalam penyelenggaraan acara itu, untuk membangun
infrastruktur di Raja Ampat. "Tujuannya memang seperti itu." (Baca : Dua Kapal Peserta
Sail Raja Ampat Diberangkatkan)
Tjitjip mengakui masalah infrastruktur, seperti
jalan raya dan listrik, menjadi kendala dalam pengembangan wisata di Raja
Ampat. Kendala ini, dia melanjutkan, belum tentu langsung terselesaikan meski
para investor telah menyatakan minat untuk menanamkan modal di sana.
"Investor kadang-kadang mau bikin hotel,
tapi listrik dan pelabuhan pemerintah yang urus," ujar Tjitjip.
Pemerintah, kata dia, sejauh ini juga tak bisa berbuat banyak lantaran alokasi
dana pembangunan hanya sebesar 9 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. "Kalau tak dialokasikan memang sulit."
Rangkaian Sail Raja Ampat dimulai sejak 17-23
Agustus 2014. Acara antara lain terdiri dari upacara HUT RI ke-69, pentas
budaya, pameran potensi daerah, bakti sosial, dan pelayaran lingkar nusantara
yang melibatkan peserta dari domestik dan mancanegara. Acara puncak akan
dilangsungkan di Pantai Waisai Torang Cinta, Kota Waisai, Pulau Waigeo, Raja
Ampat, Sabtu, 23 Agustus 2014, dan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sail Raja Ampat 2014 merupakan kelanjutan dari
lima pelaksanaan acara serupa, yakni Sail Bunaken pada 2009, Sail Banda 2010,
Sail Wakatobi-Belitong 2011, Sail Morotai 2012, dan Sail Komodo 2013.
Dengan kondisi seperti ini pun para investor akan
memandang sebelah mata. Bagaimana mungkin investasinya akan menghasilkan pundi
pundi dollar jika infrastrukturnya tidak diperhatikan. Dengan minimalnya
investor juga akan menghambat perkembangan suatu bisnis itu sendiri. Karena peranan
investor juga sangat besar dalam pertambahan modal untuk suatu bisnis yang
besar pula. Jika Indonesia mampu membangun infrastruktur yang jauh lebih baik
dari sekarang maka dengan jalan itu pula Indonesia sedang melakukan perbaikan
perekonomiannya. Dengan bergabungnya Indonesia di kelompok AIIB itu merupakan
langkah yang luar biasa untuk move on dari status “Negara Berkembang” menjadi “Negara
Maju”. Dengan potensi Sumber Daya Alam yang luar biasa, dan dengan
Infrastruktur yang luar biasa, ditambah dengan potensi Sumber Daya Manusia yang
terdidik dan memiliki kesadaraan yang tinggi akan dapat merubah perekonomian
Negara. Terlebih lagi jika Indonesia mampu menambah gelar menjadi Negara Bisnis
Agraris. Itu adaah sebuah mimpi besar saya sebagai penerus bangsa. Kesadaran akan
lingkungan dan potensi sumber daya alam yang akan dikolaborasi dengan kesadaran
berwirausaha para penerus bangsa dan juga didukungnya dengan infrastruktur yang
lebih dari sekedar memadai akan menimbulkan dampak yang luar biasa pula. Dengan adanya para genarasi bangsa yang mampu berfikir kritis, berjiwa pebisnis, dan didukung perekonomian dan infrastruktur yang memadai, akan membuat mimpi Indonesia menjadi Negara maju akan terwujud.
0 comment:
Posting Komentar