“Merdeka.com
- Apakah menjadi bos adalah kunci dari kebahagiaan di dunia kerja? Sebuah
survei dari Inggris pun menjawab pertanyaan itu. Ternyata, wiraswasta adalah
pekerja yang paling bahagia meskipun menghabiskan waktu lama untuk bekerja
keras.
Survei tersebut
tepatnya dilakukan oleh firma bisnis AXA Business Insurance. Menurut
para ahli di sana, meskipun wiraswasta bekerja dua kali lebih keras dari
pegawai biasa, mereka justru tiga kali lebih puas dengan pencapaiannya.
Wiraswasta juga
dilaporkan kalau motivasi terbesar untuk mencoba hal baru dan menantang diri
sendiri tidak lain adalah uang.
Sebagaimana
dilansir dari Live Science, sayangnya menjadi wiraswasta juga rentan
dengan kondisi stres. Terutama jika bisnis yang dikelola mengalami kesulitan
keuangan.
Jika stres yang
diderita pegawai adalah tekanan dari bos, uniknya wiraswasta justru merasa depresi
jika berhadapan dengan pelanggan yang menyebalkan.
Selain itu,
meskipun wiraswasta bekerja lebih giat, ternyata mereka cenderung suka
menghabiskan liburan paling lama. Kepuasan dan masa bersenang-senang
itulah yang akhirnya membuat lebih dari 50 persen wiraswasta mengaku bahwa
kehidupannya semakin bahagia daripada menjadi pegawai biasa. “
Kutipan berita
diatas menginspirasi saya untuk membahas masalah wiraswasta. Apa sih wiraswasta
itu ? menurut saya,
Wiraswasta

Wiraswasta
adalah orang yang dengan pikirannya dan caranya sendiri yang mungkin
mengadaptasi dari orang lain untuk menjalankan suatu bisnis sendiri demi
mendapat keuntungan yang bersifat materil. Seorang wiraswasta harus memiliki
jiwa yang tangguh dan pantang menyerah. Karena, banyaknya resiko yang harus di
tanggung sendiri. Namun, seperti kutipan berita yang saya baca diatas. Banyak para
penerus bangsa jaman sekarang lebih memilih untuk menjadi seorang
karyawan/karyawati. Setelah lulus dari perguruan tinggi hanya sebagian kecil
dari mereka yang berfikir untuk menjadi seorang wiraswasta. Bahkan mereka
beebondong-bondong melamar pekerjaan, bukan berbondong-bondong untuk membangun
sebuah usaha. Padahal dengan bekal ilmu yang cukup, mereka dapat merancang
sebuah usaha, dan mencari tahu bagaimana mendapatkan modal dengan resiko yang
kecil. Dan dengan pergaulan yang mereka miliki, seharusnya mereka lebih
mengenal masyarakat dan memahami sejauh mana masyarakat membutuhkan sebuah
produk dan seintensif apa. Artinya, mereka akan lebih mudah memahami permintaan
pasar.
Mereka cenderung
terlalu takut dalam menghadapi resiko sebagai seorang wiraswasta, padahal
resiko itu pasti dan ada dalam setiap langkah, termasuk hidup pun beresiko. Dengan
modal tekad yang kuat seseorang akan mampu menjadi seorang wiraswastawan/wati. Setelah
memiliki tekad yang kuat, sebaiknya belajar dengan tak henti-henti, karena ilmu
merupakan salah satu modal yang mengiringi keberhasialan suatu usaha.
Menjadi seorang
wiraswasta harus memiliki :
1. Tekad Kuat, Kemampuan dan Ilmu
Tekad yang kuat, seperti pembahasan
sebelumnya, harus dimiliki oleh setiap calon wiraswastawan/wati. Dengan tekad
yang kuat akan muncul suatu pikiran yang selalu positif kedepan, sehingga
menimbulkan harapan-harapan baru untuk usaha yang dijalankannya. Dengan demikian
ketika usahanya akan berada pada titik resiko yang pernah dibayangkan
sebelumnya, dia tidak akan pernah menyerah dengan keadaan tersebut, justru
karena tekad yang dimilikinya dia dapat melihat celah-celah positif dari keterpurukan
tersebut. Sehingga keiinginannya untuk bangkit kembali pun sangat besar. Dan itu
akan menjadi bekal keberhasilan usahanya kelak.
Selain tekad yang kuat, seorang calon
wiraswasta juga harus berbekal skill/kemampuan dan juga dapat berbekal dari
hobi yang dimiliki. Semisal kemampuan dia di bidang otomotif dan memiliki hobi
di bidang tersebut, maka dia dapat membuka bengkel sendiri, membuka toko spare
part, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan otomotif atau hobinya
tersebut. Karena kemampuan adalah salah satu hal yang mampu menunjang
perkembangan bisnis yang dijalankannya. Apalagi seorang wiraswasta tersebut
hobi dalam bidangnya, ini akan lebih mendukung lagi.
Ilmu, ilmu dapat diperoleh dari
pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal seperti sekolah, les
privat dan lain sebagainya. Sedangkan, pendidikan non formal dari lingkungan
dan teman. Dan menjadi seorang wiraswasta juga dapat dimulai dari pertemanan. Misalkan,
ada teman yang membutuhkan suatu barang, kita bisa mengajukan diri untuk
mencarikannya dengan kita mengambil keuntungan dari usaha kita dari mencarikan
barang tersebut. Jadi dengan modal tekad dan ilmu sudah membuat kita untuk
berfikir positif dan terbuka selalu dengan peluang-peluang yang ada dihadapan.
Usaha! Usaha! Dan terus berusaha!
2.
Modal
Setelah kita memiliki tekad dan skill
sesuai bidangnya. Artinya, kita sudah menentukan usaha apa yang akan
dijalankan. Selanjutnya adalah mencari modal. Bisa dari uang/barang milik
sendiri maupun berupa pinjaman. Sekarang, banyak pula bantuan pemerintah untuk
para pengusaha pemula dengan bunga yang kecil. Dari bank atau koperasi.
3.
Strategi
Selain yang tersebut sebelumnya,
seorang calon wiraswasta juga harus punya strategi dalam penjualan produknya,
baik dalam bentuk barang maupun jasa. Dan menjadi seorang wiraswasta harus bisa
menjual produk yang sama atau berbeda dengan gaya dan cara yang berbeda agar
menarik minat konsumen untuk mengenal produk kita lebih jauh hingga berminat untuk
membayar produk tersebut.
Jadi, untuk menjadi
seorang wiraswasta adalah pilihan hidup diri sendiri. Meskipun kita dipaksa
oleh banyak pihak, namun jika kita tidak berminat dan tidak ada niat apalagi
tekad, tidak akan pernah terwujud untuk menjadi seorang wiraswasta.
Mengutip dari
merdeka.com inilah 4 ciri seorang pengusaha/wiraswasta :

Merdeka.com -
Seorang pengusaha memiliki ciri yang berbeda-beda. Mereka bisa saja seorang
pemikir, orang yang visioner, yang gila kerja, nyentrik, atau bahkan ambisius.
Namun semua pengusaha sejati pasti memiliki beberapa kualitas yang sama. Apa
saja kualitas tersebut? Ini dia, seperti dijabarkan oleh Inc.com
(27/12)
1. Menyukai petualangan
Memulai sebuah usaha tentu bukan pekerjaan yang pasti membuahkan keberhasilan besar. Anda seperti melakukan empat bulan perjalanan dengan persediaan makanan selama satu bulan. Anda tak akan tahu bagaimana usaha Anda berjalan dalam satu tahun pertama, atau bahkan berapa orang yang akan Anda butuhkan untuk mengembangkan usaha. Setiap pengusaha sejati tak boleh takut akan ketidakpastian. Mereka menikmati ketidakpastian dan menjadikannya harapan untuk kemungkinan yang besar.
2. SabarMemulai sebuah usaha tentu bukan pekerjaan yang pasti membuahkan keberhasilan besar. Anda seperti melakukan empat bulan perjalanan dengan persediaan makanan selama satu bulan. Anda tak akan tahu bagaimana usaha Anda berjalan dalam satu tahun pertama, atau bahkan berapa orang yang akan Anda butuhkan untuk mengembangkan usaha. Setiap pengusaha sejati tak boleh takut akan ketidakpastian. Mereka menikmati ketidakpastian dan menjadikannya harapan untuk kemungkinan yang besar.
3. Tak boleh perfeksionis
Bisnis yang dimulai dengan berwiraswasta bukanlah tempat untuk menghabiskan waktu Anda membenahi satu masalah. Banyak hal yang harus dibenahi dan diselesaikan. Seorang pengusaha sejati tak boleh bersikap terlalu kaku dan perfeksionis karena dia harus bisa menemukan cara untuk mampu mencoba mengatasi semua masalah hanya dengan sedikit pengetahuan. Jadi, Anda tak boleh terlalu perfeksionis dengan ingin menyelesaikan satu masalah dengan sempurna, baru mencoba menyelesaikan masalah lainnya.
4. Memiliki kemampuan 'menjual'
Sebagai orang yang membangun usaha sendiri, Anda harus menguasai kemampuan menjual. Dengan kata lain, Anda harus bisa menjadi sales terbaik bagi perusahaan Anda. Jika Anda ingin bekerja sama dengan orang lain, mengajak mereka untuk bergabung, atau membagi visi dan misi perusahaan dengan mereka, Anda harus bisa meyakinkan para rekanan untuk mengikuti dan bekerja bersama Anda. Untuk itu, Anda harus mampu melihat sisi menguntungkan bisnis Anda dan menjualnya dengan baik.
Itulah beberapa kualitas yang wajib dimiliki oleh pengusaha sejati. Apakah Anda sudah memiliki keempat kualitas di atas?
0 comment:
Posting Komentar