Risiko Berinvestasi di Indonesia

Bisnis
juga tidak jauh dari masalah mengenai investasi. Investasi merupakan bagian
dari suatu bisnis. Karena disini dia bertujuan memperoleh keuntungan dalam
jangka panjang. Seorang pebisnis apalagi dalam sekala yang sudah high. Dia akan
berfikir lebih panjang dengan berinvestasi.
Investasi memiliki
dua faktor yaitu keberhasilan (laba) dan juga resiko. Pada umumnya boleh
dikatakan bahwa semakin tinggi risiko, semakin tinggi juga potensi laba. Selama
beberapa tahun terakhir Indonesia telah menunjukkan bahwa investasi tertentu
sangat menguntungkan (misalnya di pasar saham, bidang properti dan komoditas),
namun berinvestasi di Indonesia lebih banyak risiko dibandingkan berinvestasi
di negara-negara yang maju, karena
Indonesia mempunyai dinamika dan karakteristik tertentu yang dapat menggagalkan
investasi.
Demonstrasi, berlangsung
hampir setiap hari di
Indonesia meskipun biasanya hanya skala kecil. Hal-hal yang diprotes berkisar
dari isu-isu politik (misalnya kinerja pemerintah yang dianggap lemah) dan
masalah ekonomi (misalnya upah rendah) ke isu sosial (misalnya hal-hal agama). Dan
juga terkadang menimbulkan aksi yang anarkis. Demonstrasi-demonstrasi ini dapat
diarahkan -secara vertikal- kepada pemerintah atau -secara horizontal- ke kelompok-kelompok
lain di masyarakat Indonesia. Demonstrasi-demonstrasi
ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia tidak puas dengan keadaan
negara saat ini. Sejarah modern Indonesia telah menunjukkan bahwa dalam beberapa
kasus ekstrem (penggulingan Soeharto tahun 1998), tekanan masyarakat mampu
menumbangkan kekuasaan politik dan mengimplikasikan dampak buruk terhadap
ekonomi nasional. Meskipun tampaknya tidak mungkin bahwa peristiwa ekstrem
seperti itu muncul kembali karena konteks politik sekarang berbeda. Namun harus
disadari bahwa ada potensi frustrasi di sebagian masyarakat Indonesia yang
harus diwaspadai.
Pada intinya dengan persiapan yang mantap serta informasi yang
menyeluruh dan terpercaya merupakan kunci berinvestasi di negara manapun.

Resiko Korupsi
Sudah tahu
tentunya angka korupsi di Indonesia mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, dan
oknum-oknumnya adalah para pejabat sendiri. Di Indonesia korupsi telah menjadi intrinsik
mendarah daging dan menjadi seperti sebuah tradisi. Bahkan pejabat KPK yang
dikenal sebagai pemberantas korupsi pun justru melakukan perbuatan keji
tersebut. Para koruptor itu sebenarnya adalah pengemis berdasi. Dan ini adalah
resiko yang juga harus diperhatikan oleh para investor, karena tidak dipungkiri
akan terjadi pemanipulasian angka. Masalah korupsi ini mencapai puncaknya
mungkin pada saat rezim Orde Baru Presiden Soeharto (1965-1998). Masalah korupsi politik di Indonesia terus
menjadi headline news setiap hari di media Indonesia dan menimbulkan banyak
perdebatan panas dan diskusi sengit. Di kalangan akademik para cendekiawan secara
terus-menerus mencari jawaban atas pertanyaan apakah korupsi ini sudah memiliki
akarnya di masyarakat tradisional pra-kolonial,
zaman
penjajahan Belanda, pendudukan Jepang yang relatif singkat
(1942-1945) atau pemerintah Indonesia yang merdeka berikutnya. Meski demikan
masih juga belum menemukan jawabannya. Namun, dengan bekal Agama yang sangat
kuat sebenanya orang mampu terhindar dari perbuatan keji tersebut. Meski para
pejabat telah disumpah bahkan di depan Al-Quran sekalipun, sepertinya itu bukan
masalah besar bagi mereka. Mereka tidak takut dengan siapapun bahkan dengan
sang penciptanya pun tidak. Apalagi dengan hukum yang bisa dibayar. Pada intinya
resiko korupsi di Negara Indonesia ini sendiri belum bisa teratasi dan sudah
menjadi resiko yang definite.
Resiko
Bencana Alam di Indonesia
Resiko berikutnya adalah bencana
alam. Indonesia berada dalam lokasi Pasific Ring of Fire, sering kali terjadi
erupsi gunung berapi. Gempa bumi, banjir dan juga tsunami. Beberapa orang
mengatakan hingga waktu 15 tahun bencana alam di Indonesia telah membunuh
ratusaan bahkan ribuan manusia juga mahkluk hidup dan juga ditambah dengan
munculnya efek buruk lingkungan setelah terjadi bencana alam. Dan ini akan
mempengaruhi infrastruktur dan juga menimbulkan biaya ekonomi.
Erupsi gunung berapi di Indonesia
sudah sangat sering terjadi, bahkan dengan sebutan lokasi yang berada di
sekitar Pasific Ring of Fire, Indonesia di kelilingi oleh gunung-gunung
berapi. Sehingga, kemungkinan terjadinya
bencana alam gunung meletus lebih besar prosentasenya. Berikut yang saya kutip:
Volcano
|
Location
|
Date of Eruption
|
Casualties
|
Merapi
|
Central Java
|
03 November 2010
|
138
|
Kelut
|
East Java
|
26 April 1966
|
212
|
Agung
|
Bali
|
17 March 1963
|
1,148
|
Merapi
|
Central Java
|
25 November 1930
|
1,369
|
Kelut
|
East Java
|
19 May 1919
|
5,110
|
Awu
|
North Sulawesi
|
07 June 1892
|
1,532
|
Krakatau
|
Sunda Strait
|
26 August 1883
|
36,600
|
Galunggung
|
West Java
|
08 October 1822
|
4,011
|
Tambora
|
Sumbawa
|
10 April 1815
|
71,000+
|

Banjir
Bencana yang menjadi langganan di
Indonesia setiap tahunnya pada musim penghujan. Padahal ini sangat aneh jika di
lihat dari kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar adalah laut dan juga
merupakan Negara tropis, yang terdapat banyak hutan dan juga potensi alam yang
luar biasa. Sehrusnya pada musim penghujan hutan-hutan di Indonesia yang sangat
luas mampu menjadi resapan air. Namun menapa bisa terjadi banjir? Yah tentu
karena sudah banyaknya hutan-hutan yang mengalami penggundulan baik secara
legal maupun illegal, belum lagi masalah membuang sampah disembarang tempat
terlebih disungai. Lagi-lagi masalah kesadaran masyarakat, seharusnya
masyarakat sadar akan dampak yang terjadi atas apa yang diperbuatnya. Sehingga bencana
banjir pun sudah menjadi tamu rutin terutama dikota-kota di Indonesia. Dan bencana
ini lagi-lagi akan menimbulkan biaya dan kerugian. Hal ini lah yang juga harus
diperhatikan para investor. Dimana dia akan menanamkan sahamnya.

Secara garis besar beberapa contoh
bencana yang digambarkan akan, akan menjadi salah satu faktor yang diperhatikan
para investor. Dengan resiko yang ada para investor akan memikirkan langkah apa
yang akan diambil. Dan hal seperti inilah yang akan diperhatikan para investor.
Di mana dia akan berinvestasi, dilingkungan seperti apa, dengan benefit berapa,
dan resiko seperti apa. Namun, faktor bencana juga bukan merupakan prioritas
utama terjadinya kegagalan investasi. Dimana pun berinvestasi pasti akan
dibayangi oleh resiko-resiko tertentu dan yang membedakan hanyalah kuantitas
atau prosentasenya.
0 comment:
Posting Komentar