Kamis, 25 Oktober 2018

Kebencian yang Membutakan


Melihat fenomena sekarang dimana hati umat Islam selalu dilukai dengan melecehkan apa yang umat Islam sangat hormati tentunya bukan hal mudah untuk tidak bergejolak amarahnya.
Dahulu para khalifah sangat keras dalam menyikapi hal-hal yang melecehkan Allah dan Rasulallah salallahu alaihiwassalam. Tapi sekarang yang terjadi bukan lagi pedang yang berbicara, melainkan memanfaatkan peran media social.

Umat muslim terus menerus diadudomba, dideskreditkan, disakiti melalui tameng kebebasan berkreasi, berekspresi, berpendapat dan kebebasan-kebebasan lainnya yang dirasa justru kelewatan. Mereka meneriakan toleransi, tapi sebenarnya siapa yang tidak toleransi? Sampai akhirnya munculah istilah Islamphobia yang melihat gambaran bahwa Islam itu anarkis, tapi akhirnya terwujud juga gambaran itu sekarang di Indonesia, dimana umat Islam sendiri entah dengan berbagai dalih dan alasan membakar sebuah bendera, yang jadi masalah mereka membakar bendera yang bertuliskan kalimat “ laa ilaha illallah” tiada Tuhan selain Allah. Mereka bakar dengan dalih, itu bendera milik salah satu ormas yang dilarang di Indonesia. Jelas bukan? Bahwa mereka lebih mementingkan kebencian mereka terhadap ormas tersebut dibanding terhadap kalimat apa yang tertulis pada bendera yang mereka bakar yaitu  dengan dalih “menyelamatkan”.  Menyelamatkan dari hal apa? Saya sungguh butuh penjelasan arti menyelamatkan itu sendiri. Kami yang marah atas apa yang dilakukan sekelompok orang tersebut bukan karena kami anggota dari ormas tersebut jelas bukan, kami lebih mementingkan apa yang tertulis pada media yang mereka bakar. Sangat intoleran, sangat.

Mari kita bayangkan terlepas dari ormas apapun. Kalimat tiada Tuhan selain Allah itu terbakar dan seakan kita sedang beranggapan kalimat “tiada tuhan selain Allah” itu hal yang patut dimusnahkan. Naudzubillahmindzalik. Jikalau mereka berdalih dibawah kalimat tersebut tertulis “nama ormas tertentu” hapus saja, tutupi saja dengan cat atau gunting saja bagian bawah bendera, atau setidaknya bakar saja bagian bawah yang selain kalimat tauhid tersebut atau apapun yang pasti bukan kalimat tauhid nya yang dimusnahkan.

Sesungguhnya kita sedang diadu domba oleh mereka yang berkepentingan, mereka ingin kita yang bersaudara saling menghujat satu sama lain. Mereka ingin menghancurkan agama yang diturunkan Allah, secara tidak langsung dengan tangan mereka sendiri. Mereka ingin tangan mereka bersih dari darah, tidak ingin tubuh mereka terluka sedikitpun, bagaimanapun caranya keinginan mereka harus terwujud.  Dan jalannya adalah menghasut bagian dari mereka.

Dahulu kala penjajah juga melakukan politik adu domba ini. Dalam terminologi Islam ada istilah Izharul Islam, yang artinya berpura-pura Islam. Dizaman kolonialisme abad ke-19 taktik ini digunakan untuk merusak citra umat Islam dari dalam, salah satunya yang paling terkernal adalah yang dilakukan oleh Snouck Hurgronje. Dimana ia berpura-pura simpati dan banyak membantu pergerakan Islam namun di balik itu melencengkan nilai-nilai Islami dari dalil-dalil yang benar sesuai akidah Al-Quran dan As-Sunnah.

Pada hari ini kita juga melihat praktik itu kemungkinan besar kembali menyebar melalui isu-isu hak asasi manusia, pluralisme, dan berbagai kebebasan yang sudah saya sebutkan tadi. Dengan agenda ini sasarannya adalah umat Islam tidak lagi memegang teguh nilai-nilai syariat dan lebih mengedepankan pemikiran bahwa hak-hak manusia lebih penting dari agama itu sendiri ( sumber: buku Nubuat Petaka Akhir Zaman)

Sebenarnya apa yang kalian bakar itu? apakah benar-benar yakin hanya sekedar bendera yang tulisannya disalah gunakan? 
Dimana hatimu wahai saudaraku, kenapa kalian lebih mementingkan kebencian kalian pada suatu kaum dan menjadikan hatimu buta. Bahkan kehormatan agamamu sendiri kamu coreng dengan kebencianmu.  Dan yang perlu diingat kebencianmu itu adalah kepada saudaramu sendiri. Sudah berhentilah tidak ada manfaatnya bagimu baik didunia apalagi di akhirat.

“eyes are useless when the mind is blind – unknown”

Share:

Related Posts:

0 comment:

Posting Komentar