Jumat, 03 Mei 2019

Lupa Caranya Berterimakasih

Menikah, hidup dengan seseorang yang 20 atau 30 tahun hidupnya dihabiskan dengan keluarga beserta tata cara mereka.
Ternyata tidak semudah itu,
Dulu aku fikir bakti pada suami itu mudah, tapi tidak, ternyta dia selalu terlihat salah.
Karena apa ? Karena aku lupa caranya berterimakasih.

Dia memang manusia yg kadang terlihat sempurna jika kamu sedang jatuh cinta.
Tapi penuh kekurangan ketika kamu membencinya.

Itu mengapa saya katakan lagi Allah Maha Benar. Saya memang tidak belajar agama dengan selalu datang ke kajian atau mengenal Tuhan dengan cara seperti itu.
Tapi aku belajar dari hidup yang aku jalani sendiri, dan aku benar benar merasakan kehadiran dan campur tangan Allah dalam setiap nafas.

Kembali lagi tentang suami. Orang lain yang tiba tiba harus kita patuhi diatas orang tua kita setelah akad terucap. Kenapa Allah menjanjikan surga bagi wanita-wanita yang taat dengan suaminya? Yaa ini lohh berat ternyata setelah menjalani, bahkan lebih berat dari mematuhi orang tua. Bahkan tulisan ini pun menjadi koreksi diri saya sendiri, betapa saya akui selalu berhujung menyesal dengan permintaan maaf atas sikap-sikap saya yang mungkin tidak berkenan untuk suami saya.

Setiap setan datang menggoda terasa kekurangan suami jauh lebih tampak nyata daripada kebaikan-kebaikan yang beliau berikan dan seharusnya kita doakan.

Memang saya bukan tipikal orang cerewet yang dikit dikit ngomel ke suami. Tapi sikap diam saya jika tidak ada yang sesuai pun ternyata cukup membuat suami tertekan.(pernah disampaikan). Padahal saya fikir justru dengan saya diam, tidak akan ada kalimat yang menyakiti. Tapi ternyata saya salah. Justru itu membuat suami tertekan dan tidak tau harus berbuat apa?

Tapi pernah saya sampaikan ke suami, alasan saya lebih memilih diam ketika marah adalah berfikir dan koreksi terlebih dahulu sebelum saya sampaikan. Tapi itupun sering berhujung rasa menyesal karena berbuat dosa dengan suami.

Sungguh pada intinya menikah itu benar benar ujian. Dan saya sedikit paham kenapa pintu surga akan dibukakan dari arah manapun bagi wanita yang taat pada suami (bukan dalam hal bermaksiat).

Share:

Selasa, 29 Januari 2019

Bukan Sekedar Teori Konspirasi Kebetulan


(Doktrin keraguan eksistensi Tuhan )

Telah banyak buku-buku teori konspirasi yang membahas tentang gerakan-gerakan yahudi. Tapi hingga sekarang masih sangat sedikit orang yang benar-benar menganggapnya itu nyata bukan hanya sekedar konspirasi yang masih diragukan kebenarnnya. Seharusnya sebagai umat Islam kita tidak meragukan hal tersebut karena Allah berkali-kali memperingatkannya dalam Al-Quran tentang sifat-sifat orang yahudi yang memang tamak akan dunia.

Awal mula membeli buku Homo Deus karangan Yuval Noah Harari saya tidak tau siapa Yuval Noah Harari, dan saya juga tidak membaca bukunya yang sebelumnya yang menjadi international best seller berjudul homosapiens, dimana kita tahu itu pembohongan public bahwa kita bukan dari bangsa hewan, namun kita diciptkan dengan kemuliaan akal. Ketika membeli buku tersebut saya hanya tertarik dengan synopsisnya saja, dan memang kata homodeus itu masih terasa asing dibanding homosapiens yang dari duduk sekolah dasar kita sudah diperkenalkan sejarah nenek moyang kita. Sampai akhirnya semakin membaca tulisannya semakin merasa perlu tau agama si penulis, bahkan sempat berfikir dia atheis, ternyata setelah googling dia adalah seorang yahudi berkebangsaan Israel.

Dalam buku tersebut saya justru menemukan bahwa apa yang dia pikirkan dan dituangkan dalam tulisannya mencerminkan sikap seorang yahudi yang diterangkan dalam Al-Quran.  Selain itu saya mulai berfikir bahwa buku-buku mengenai konspirasi Yahudi yang pernah saya baca bukan hanya sekedar teori konspirasi kebetulan.

Kenapa awalnya saya berfikir si penulis adalah seorang atheis? Karena dia mengkritisi injil dan juga menggunakan nama Tuhan seperti halnya sejajar dengan ciptaanya. Dalam antroposen hal. 89 “ bukan membiarkan adam terus mengumpulkan buah-buahan liar, seorang tuhan yang marah mengutuknya, “makanlah roti dengan kringat sikumu”. Dia mewujudkan tuhan dengan sesuatu yang sama wujud nya dengan manusia.

Ketika manusia modern, menemukan bahwa mereka sesungguhnya hasil evolusi dari reptile, mereka memberontak kepada Tuhan dan berhenti mendengarkan-Nya atau bahkan mempercayai eksistensi -Nya.

Dan dalam tulisannya juga menggambarkan bagaimana doktrin-doktrin yahudinya untuk para goyim agar jauh dari Tuhannya adalah seperti dalam Antroposen hal. 113 : “ Kalau revolusi agrikultur memunculkan agama-agama bertuhan, maka revolusi saintifik melahirkan agama-agama humanis, yang didalamnya menusia menggantikan tuhan-tuhan. “

Dalam buku ini dikemas secerdas mungkin seorang pemuja sains dengan meragukan eksistensi  pencipta. Sayangnya jika buku ini dibaca oleh orang yang tidak berpegang teguh pada kitab suci, atau yang masih meragukannya maka akan membentuk pikiran yang sesuai dengan doktrin-doktrin tersebut.

Selain itu dalam tulisan tersebut, semakin lama semakin mencoba memunculkan keraguan terhadap eksistensi Tuhan, dimana ketika mereka mencoba menjelaskan tentang system otak yang sangat rumit untuk menjelaskan bagaimana rasa pada manusia itu bisa muncul dan mereka menganalogikan dengan kemacetan lalu lintas dan aktivitas bursa saham. Sedang mereka menemukan fakta bahwa kemampuan otak mereka yang mereka puja-puja tidak mampu menembus ilmu Tuhan, namun mereka tetap sombong dengan dirinya dan tidak mengurangi niat sedikitpun untuk menyesatkan manusia lain. Para ilmuwan tidak tahu bagaimana suatu kumpulan sinyal eletrik otak menciptkan pengalaman-pengalaman subyektif.

“ Mungkin pikiran juga harus ikut jiwa, Tuhan dan ether kebak sampah sains” (Penanda Manusia hal.133)
Dan tulisannya ini sangat sesuai dalam salah satu buku tentang konspirasi yahudi yang membahas tentang pergerakan Freemasonry, dimana salah satunya adalah perkumpulan freemasonry berwajah social yaitu Rotary Club yang anggotanya terdiri dari majelis tinggi & majelis menengah, didirikan pada tahun 1905 yang mengutamakan gerakan humanism dan menanamkan dasar-dasar plotisme, dimana paham tersebut mengambangkan semua paham dan agama, yang mungkin akan saya bahas pada tulisan saya berikutnya. Kembali lagi tujuan mereka tersebut sesuai dengan tulisan seorang Yahudi sendiri dalam antroposen hal.113 mengenai melahirkan agama-agama humanis. Sehingga saya berkesimpulan hal tersebut bukan sekedar teori konspirasi kebetulan.

Share:

Selasa, 08 Januari 2019

Perceraian Menumbuhkan Kebencian


Engkau melahirkan seorang putra dan putri,
Engkau mengemban tanggung jawab mereka secara materi maupun rohani
Hingga, waktu mereka tiba, waktu dimana embananmu kau lepas
Tapi bukan sekarang seharusnya mereka terhempas
Apa kehidupan barumu membuatmu kehilangan nuranimu?
Apa kau bilang dia yang tulus berkeluarga baru denganmu sudah pantas kau sebut pahlawanmu?
Tidak,
Lihat! bersamanya kau sanggup lupakan putra putrimu,
Demi dirinya, kau letakkan mereka dibelakang tiraimu,
Seakan mereka sudah tidak lagi butuh dirimu,
Engkau,,,
Dulu sosok yang begitu bersahaja
Sosok yang luar biasa
Tapi dengan kehidupan barumu yang anak-anakmu mulai terbiasa
Yaaa terbiasa membiaskan sosok dirimu yang seharusnya amat berjasa
Hingga akhir masa
Tapi, sungguh anak-anakmu kecewa

Share:

Senin, 07 Januari 2019

Sebuah Buku Negeri Sendiri


Awal mula denger berita adanya sebuah buku yang berjudul “Jokowi Undercover” ditarik dari peredaran, cuek saja, karena saya memang tidak terlalu tertarik dengan konspirasi Negeri sendiri, meskipun saya peminat teori konspirasi tapi hanya konspirasi-konspirasi elit dunia milik orang-orang Yahudi.

Karena saya fikir konspirasi yang terjadi di Negeri juga tidak jauh-jauh dari kendali para elit-elit Yahudi, mungkin sudah ada yang pernah mendengar tentang keluarga terkaya didunia pemegang kendali dunia, bahkan Amerika pun di bawah kendalinya, ya,,, keluarga Rothschild (banker dunia), Rockefeller (pemilik minyak dunia). (correct me if I’m wrong)

Mungkin sahabat ada yang jauh lebih menyelami buku-buku tentang konspirasi dunia. Saya ucapkan salam, mungkin kita satu sepeminatan tapi belum tentu sepemikiran, tentunya sebagai peminat bidang tertentu setidaknya akan ada hal yang sama diantara pemikiran kita dan itu tidak semua. Bisa jadi karena sumber bacaan saya yang masih minim sekali.

Akan tetapi saya ingin menulis sedikit dari apa yang telah saya baca, saya olah dalam pikiran, saya bandingkan apakah sesuai dengan ajaran agama saya, lalu saya tuangkan dalam bentuk opini dan beberapa hal yang tentunya saya ingin katakan itu bukan hasil pemikiran saya pribadi tapi apa yang pernah saya baca dari tulisan orang-orang yang lebih berilmu.

Kembali tentang buku itu, yang saya tau adalah buku itu memuat sebuah pengungkapan tentang sesosok presiden periode 2014-2019 yang sedang menjabat. Itu saja yang saya tau, sampai akhirnya salah satu karib saya mengirim link e-book buku tersebut. Apalagi e-book, saya bukan tipikal manusia yang betah berjam-jam membaca lewat media elektronik, saya lebih suka buku, karena bisa saya coret-coret dengan catatan-catatan hasil pemikiran atau perbandingan dari buku yang saya baca sebelumnya, atau jika ada dalil dalam kitab suci atau perkataan-perkataan ustad yang sangat berkolerasi dengan rentetan kalimat yang sedang saya baca. Rasanya tangan saya gatal jika tidak ada coretan dalam buku-buku yang saya baca.

Akhirnya rasa penasaran pun menyelimuti atas pemikiran “kenapa?” ya kenapa buku tersebut harus ditarik? Apakah bahasanya memang sekontroversial dan bersifat brain washing? Atau hate speech atau apalah mungkin.

Untuk menebus rasa penasaran, akhirnya saya baca, dan awal mula membaca pun saya sangat bingung, karena tokoh-tokoh yang tersebut diawal sangat asing (akibat ketidaktahuan akan sejarah Negri sendiri) dan juga siapa ini yang dibenci dan membenci? Siapa yang dibunuh dan membunuh? Siapa yang dihasut dan penghasut? Tapi saya tidak menyerah, justru semakin penasaran.

Yang saya tahu dari buku itu, memang terlihat sekali ada dipihak siapa, dan terlihat sekali kebencian akan suatu pihak, tapi kebencian yang berlandaskan. Saya mencoba untuk membaca tanpa prasangka, memang tidak 100% setuju dengan beberapa pemikiran sang penulis, tapi tidak pula kurang dari 65% saya setuju dan mengerti.

Saya pribadi tidak ingin menjabarkan isi buku tersebut, atau bikin conclusion. Selain karena buku tersebut telah ditarik dari peredaran yang artinya “DILARANG”. Di rezim sekarang memang harus berhati-hati apalagi mengkritik pemerintah dan menyangkut-pautkan dengan agama, yang mana nanti dibilang mabok agama. Yang saya tidak tahu entah itu halal apa haram, karena saya hanya tau mabok khamr dan itu haram. Hahah ah saya tidak peduli dengan orang yang bilang “APA-APA BAWA AGAMA” oke mungkin mereka belum sadar, mereka hidup dibumi siapa, yang artinya harus mengikuti aturan siapa. Saya memaklumi dengan sedikit tertawa kecil, jika dituangkan dalam tulisan kurang lebih seperti ini tertawanya “ heee” cukup.

Ada beberapa hal dalam tulisan tersebut yang membuat saya mengganjal adalah penulis diawal halaman buku mengatakan bahwa Wikipedia tidak mungkin mau memuat foto editan, yang artinya penulis mempercayai ke-credible-an informasi tersebut, tapi di bagian halaman akhir-akhir (saya lupa halaman berapa) penulis mengatakan yang intinya jumlah korban yang dimuat dalam situs Wikipedia tidak dapat dibuktikan statistiknya, yang artinya penulis meragukan ke credible-an informasi situs tersebut. Jadi disini ada sedikit ke tidak-konsistenan.  Allahu’alam.

Tapi ada beberapa rentetan kalimat dalam buku tersebut yang menarik perhatian saya tentunya. Rentetan tersebut:

“…… sebagai pelajaran yang memprihatinkan tentang apa yang terjadi apabila orang-orang sipil merancang aksi militer.”

“ setelah meningkatnya pengetahuan saya, saya jadi pengagum biasa saja”

“orang yang mulutnya lebih kencang berjalan dari pikirannya akan gampang merasa dia sudah benar sebelum memahami permasalahan yang dia komentari”

“padahal mereka belum baca bukunya, apakah yang saya maksud……”

Yah itulah kurang lebih yang bisa saya tulis, memang saya ingin menceritakan ulang sebenarnya, tapi saya masih terlalu ringan ilmunya, sehingga saya belum cukup berani mengatakan itu hak atau batil, karena ketertarikan saya akan konspirasi dalam Negeri tidak sebesar ketertarikan saya membaca konspirasi-konspirasi gerakan underground-nya para elite Yahudi. Beberapa buku dan sumber informasi yang saya dapat saja rasanya kurang untuk mengulas dan membuat sebuah tulisan tentang hal itu, apalagi yang ini, sejarah Negeri sendiri yang seharusnya sebagai anak bangsa memang kita harus lebih tau dan berani dalam mencari kebenaran bukan pembenaran. 
Seharusnya kita tidak awam akan sejarah dan polemik yang sekarang sedang terjadi di Negeri yang generasi kitalah sebenarnya yang akan meneruskan. Bukan selalu silau dengan keglamouran hidup orang-orang elite yang fakta dibaliknya banyak kesibukan yang berarti yang mereka lakukan untuk menaklukan kita yang sedang terlena dengan fatamorgana lukisan hidup mereka, jadi tidak hanya kenikmatan hidup duniawi seperti yang kita sering lihat. Mereka pemikir handal, mereka manusia sibuk, manusia penuh teka teki, manusia penuh konspirasi, dan saya yakin mereka tidak sesederhana pemikiran kita. 
Seharusnya sebagai penerus generasi bangsa yang diberi akal fikiran kita mampu menerima dan menolak berlandaskan pengetahuan bukan cinta dan kebencian buta, yang akhirnya menjadi konflik terhadap saudara sendiri. Seharusnya kita tingkatkan pengetahuan kita dengan tidak menelan mentah-mentah segala informasi. Yang mana jika ini saya lanjutkan penjelasannya akan menerus ke-11 isi protokolat zionis (heheheh), dan yang mana memang benar-benar berhubungan. Jadi tulisan saya sendiri ini juga menjadi cambuk bagi saya untuk tidak malas membaca.  

Share:

Bumi Milik Tuhan, Seharusnya Aturan Tuhan


Dulu waktu masih sekolah hingga sebelum menikah, aku tidak terlalu peduli dengan tingginya kebutuhan hidup, tidak menghitung hitung yang namanya kewajiban yang harus kita bayarkan ke negara, bersikap cuek terhadap kenaikan harga-harga.
-
Semakin tinggi penghasilan kita, justru semakin menyilaukan mata hijau negara untuk menarik pajak dari rakyatnya sendiri yang ingin kaya.
-
Kalau begitu pikiran bodohnya jadi miskin saja tak mengapa, tapi subsidi pun hanya omong kosong belaka. Apa negara tidak ingin rakyatnya hidup makmur berlimpah harta?
Atau hanya orang tertentu saja yang boleh kaya?
-
Entahlah,,, disamping ingin marah sebenarnya aku juga lelah.
-
Dari sedikit buku yang aku baca, mungkin aku hanya sebatas tau pajak itu haram hukumnya dalam agama Islam, dan dengan sedikit penglihatan aku di Negara-negara makmur nan kaya berlandaskan hukum Islam, mereka tidak butuh harta dari rakyatnya, tapi mereka mensejahterkan memberikan segala bentuk kemudahan dalam hidupnya.
-
Tuhan tau teramat tau, kenapa diakhir zaman ini dibangun dengan sistim kapitalis, mencekik leher, memperbudak sesama hamba.
-
Dunia ini sungguh mengapa melelahkan, entah kenapa aku tiba-tiba merasa jengah dan begitu lelah.
-
Apalagi secara pribadi aku baru benar-benar merasa terjajah, tunduk dengan aturan sesama manusia, bukannya aturan sang pencipta.
-
Mungkin benar mereka yang meneriakan kembali tegaknya khilafah bukan semata ikut tenggelam didalam arus huru hara, mungkin mereka telah tersadar akan prahara.

Kita dicipta oleh Tuhan Sang Pencipta, tapi kita tunduk dalam sistem dan aturan yang dibuat oleh sesama yang dicipta.  
-
Bukankah kita selalu bilang Tuhan kita sudah Maha Sempurna? Yang tidak mungkin keliru dalam membuat sebuah aturan? lalu mengapa?

Share: