Indonesia tidak merupakan negara yang paling mudah untuk mendirikan
perusahaan baru atau untuk berperan aktif di bidang bisnis. Keadaan tersebut
tercermin dalam laporan peringkat indeks Doing Business 2016 yang diterbitkan
Bank Dunia. Dalam laporan tersebut, Indonesia pada saat in berada di posisi
109. Salah satu masalah yang paling besar dalam pendirian perusahaan baru di
Indonesia yaitu mendapatkan semua izin yang diperlukan. Proses perizinan bisa
memakan waktu lama dan berbiaya mahal. Agar berhasil mengembangkan bisnis di
Indonesia, penting sekali untuk membangun jaringan yang baik dengan kalangan
bisnis dan pemerintah. Pengusaha asing harus sadar akan kepentingan jaringan
ini dan berupaya untuk mengembangkannya.
Namun dilihat sekarang usaha-usaha bisnis yang ada di Indonesia baik
itu milik swasta asing, pemerintah, maupun swasta dalam negeri memiliki nilai
sisi positif terutama untuk pembangunan ekonomi di Negara Indonesia ini.
Manfaat yang utama adalah tersedianya lapangan pekerjaan untuk masyrakat
sehingga semakin besar bisnisnya maka tingkat pengangguranpun akan berkurang,
berbanding terbalik dengan pertumbuhan bisnis.
Seperti yang dikutip pada artikel di www. iccwbo.org/products-and-services/trade-facilitation/9-steps-to-responsible-business-conduct/
“Business in society: making a positive and responsible contribution”
Business makes a huge
contribution to economic and social development. Companies are eager to
encourage environmental and social progress by remaining true to their own
business principles. Whether these are formal or informal, they play an
important role in bridging cultural diversity within companies and in enhancing
awareness of societal values and concerns.
Namun, yang namanya bisnis tetap saja tidak akan terlepas dari tujuan
utamanya yaitu adalah untuk kesejahteraan pemilik perusahaan dan pemegang
saham. Sehingga terkadang kesejahteraan masyarakat kurang diperhatikan. Dan semakin
berkembangnya tekhnologi dikawatirkan jumlah penangangguran semakin meningkat,
tidak seperti yang diperkirakan awal. Kemajuan tekhnologi membuat manusia harus
berpacu dengan waktu, sehingga mesin-mesin produksipun mulai diciptakan dan
tenaga manusia mulai tidak dibuthkan. Hal ini lah yang harus segera dipikirkan
pemecahannya.
Tidak selamanya berkembangnya bisnis disuatu negara berdampak baik bagi
negara tersebut. Banyak dampak yang akan timbul setelahnya, terutama mengenai
tempat. Bumi memiliki luas yang terbatas, pertumbuhan manusia semakin meningkat
dari tahun ke tahun yaitu bertambah sebanyak 83 juta setiap tahunnya. Untuk itu
pertumbuhan suatu bisnis juga harus diikuti regulasi agar menjaga kestabilan
untuk kedepannya.
Sejauh ini bisnis-bisnis besar di Indonesia justru milik swasta dan
dikuasi oleh swasta. Indonesia hanya sebagai wadah penyedia sumber daya baik
alam maupun manusia. Kurangnya ketegasan pemimpin negara membuat masyrakat
Indonesia sendiri justru kalah bersaing. Sudah seharusnya pemerintah lebih giat
lagi membedayakan rakyatnya dan mulai menerapkan regulasi yang membatasi Negara
Asing untuk menguasi perekonomian di Indonesia, mungkin hal ini akan berdampak negative
khususnya masalah investasi, namun jika pemerintah dan masyarakat berkerjasama
dan yakin mampu mengembangkan perekonomian tanpa negara asing terlalu banyak
ikut campur mungkin banyak masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera dan
mengurangi kesenjangan ekonomi yan terlalu mencolok. Contoh sekarang adalah hampir
seluruh sektor ekonomi di bidang perdagangan dikuasi oleh orang-orang Cina. Apalagi
ditambah dengan berita penyelundupan tenaga kerja asing dari Cina, ini bukanlah
berita yang baik. Sudah seharusnya pemerintah mulai tegas dengan hal ini demi
meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
0 comment:
Posting Komentar